Resmikan IAIN Kudus, Menag Ingatkan Masalah Distingsi

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan alih status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Menag mengingatkan sivitas akademika IAIN Kudus tentang distingsi yang menjadi pembeda dengan perguruan tinggi lainnya. 

"IAIN Kudus perlu ada distingsi khusus, perlu punya kekhasan dan ciri utama yang membedakannya dengan perguruan tinggi lain. Jadi mahasiswa, dosen dan sivitas akademika IAIN Kudus bisa dikenali oleh dunia luar ketika menjalin interaksi," terang Menag saat menjadi Pembicara pada Seminar Nasional dan Launching alih status STAIN Kudus menjadi IAIN Kudus di Gedung Olahraga (Gor) IAIN Kudus di Kampus Timur, Kota Kudus Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (5/5) 

"Harus dipikirkan mulai saat ini. Minimal, mulai dipahami siapa itu Sunan Kudus. Sivitas Akademika IAIN Kudus, baik mahasiswa, dosen atau yang lainnya, harus memiliki pemahaman secara komprehensif tentang siapa Beliau, mengapa Beliau dikenal sangat alim, apa ilmu dan kealiman Beliau. Sivitas Akademika juga harus mampu memahami prinsip-prinsip dasar yang diperjuangkan Sunan Kudus. Kemudian, esensi perjuangan Beliau kita kontekstualisasikan pada zaman kekinian," imbuhnya. 

Menag melihat, orientasi pengenalan mahasiswa baru, bisa dijadikan ajang untuk mengenalkan Sunan Kudus dan ajarannya.  

"Atau pelajaran tentang Sunan Kudus menjadi mata kuliah wajib di sini, agar kita semua paham ajaran Beliau dan melestarikannya. Jika tidak kita, lalu siapa lagi. Sekali lagi, silahkan dicari sesuatu yang khusus di IAIN ini. Saya berharap betul untuk segera dirumuskan secara matang," harap Menag.

Menag menyatakan, Kementerian Agama memiliki komitmen besar dalam pengembangan PTKIN. Selain PTKIN, ada dua institusi lainnya, yakni Ponpes dan madrasah diniyah (madin). Kedua lembaga ini mempunyai akar kokoh, serta sudah memberi kontribusi dan sumbangsih besar dalam membangun bangsa. 

Menag menyatakan, saat ini, Indonesia mempunyai lebih dari 134.303 madin dan  28.194 ponpes, dimana lulusannya perlu wadah. Dan, PTKIN merupakan wadah tepat sebagai kawah candradimuka berikutnya bagi para lulusan ponpes dan madin.  

"Saat ini, jumlah PTKIN kita adalah 58, terdiri atas 7 STAIN, 34 IAIN, dan 17 UIN. Sementara PTKI Swasta kita tak kurang dari 762 perguruan tinggi," tuturnya. 

Menurut Menag, PTKIN harus mampu menjadi destinasi Pendidikan Islam tingkat Dunia. PTKIN juga harus berperan sebagai instrumen mengembangkan Islam Nusantara sebagai alat untuk menangkal radikalisme beragama dan memperteguh NKRI. 

"Islam Moderat adalah nilai Islam paling tepat dengan kondisi kita yang merupakan warisan para leluhur yang harus kita jaga, pelihara, lestarikan dan disesuaikan dengan kondisi zaman," imbuh Menag.  

Dalam Launching tersebut, hadir para pemimpin PTKIN dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan daerah lainnya. Hadir pula Kabalitbang dan Diklat Abd Rahman Mas'ud, Kakanwil Kemenag Jateng Farhani, para kepala MAN, MTsN dan MIN Kudus dan sekitarnya. (p/ab)